Cara Menghindari Tipuan Artificial Intelligence
Makin banyak hoaks yang menyalahgunakan artificial intelligence (AI) dan sulit untuk dibedakan dengan aslinya. Kunci terhindar dari deep fake dan suara tiruan AI ini pun cuma satu untuk orang awam: biasakan skeptis!
"Kalau secara sistem komputer, itu bisa dibedain karena ada kemungkinan karakteristik intrinsik seseorang itu tidak termodelkan dengan baik," kata Hilman F Pardede Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam acara 'Eureka! Edisi 16: Bersekutu dengan AI', Senin (29/5/2023), Hilman menjelaskan kecerdasan buatan bisa menghasilkan suara yang mirip dengan seseorang karena adanya data suara dari orang yang bersangkutan di dalam sistem AI. Suara itu menjadi informasi biometrik, sehingga antar manusia pun berbeda vocal track-nya.
"Kalau kita latih sistemnya dengan suara Pak Jokowi misalnya, itu kita bisa memodelkan suaranya sehingga artinya kita bisa mendesain omongan apa aja pakai model suara itu," jabarnya.
"Itu memang kita khawatirkan sebenarnya, buat yang awam itu makin susah membedakan antara mana berita bohong mana berita benar. Mungkin kalau by sistem kita bisa melihat, bisa membedakan karakter, tapi kan nggak semua orang punya alat seperti itu," lanjut lulusan S3 di Tokyo Institute of Technology, Jepang, tersebut.
Semakin banyak data yang ada, semakin baik pula AI bisa memproduksi suara yang didesain. Karena itu, Hilman mengajak orang-orang untuk berpikir skeptis setiap menerima informasi yang ada di internet. Baik tulisan, audio atau bahkan video.
"Perlu mengembangkan karakter kritis dan skeptis. Kalau sekiranya itu penting buat kita, cari tahu benar atau enggak. Kalau kita nggak nganggap itu terlalu penting buat kita, ya udah dicuekin aja, kan gitu," ucapnya.
Simak Video "Peneliti Sebut AI Bisa Sebabkan Kepunahan Manusia"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)
