• Home
  • Berita
  • Bulan Ibarat Benua Ketujuh yang Sedang Diincar Banyak Negara

Bulan Ibarat Benua Ketujuh yang Sedang Diincar Banyak Negara

Redaksi
Sep 02, 2023
Bulan Ibarat Benua Ketujuh yang Sedang Diincar Banyak Negara
Jakarta -

Bulan akan menjadi benua ketujuh bagi warga Bumi. Tempat ini menjadi satu-satunya 'benua' yang kekayaan dan sumber dayanya belum ditaklukkan dan dieksploitasi.

Gagasan ini, yang dirumuskan lebih dari setengah abad yang lalu di Uni Soviet (Rusia menganggap Eurasia alias Eropa dan Asia sebagai satu benua), dihidupkan kembali dengan maraknya misi ke kutub selatan Bulan yang menjadi incaran. Di sini, kekuatan teknologi luar angkasa akan bersaing untuk mendapatkan 'emas' baru di Bulan, yakni sumber air.

Dikutip dari Elpais, Chandrayaan-3 milik India pada Rabu (23/8), mengukir sejarah sebagai negara keempat yang berhasil melakukan soft landing di Bulan setelah Uni Soviet, AS, dan China, sekaligus menjadi negara pertama yang mencapai kutub selatan Bulan. Sementara itu, di waktu yang nyaris bersamaan, Rusia yang semula dijadwalkan melakukan hal serupa beberapa hari sebelum pendaratan Chandrayaan-3 harus menelan kenyataan pahit wahana antariksa Luna-25 mengalami kecelakaan karena menabrak Bulan. Meski tak menjadi yang pertama mendarat di kutub selatan Bulan, negara itu masih berambisi melanjutkan misinya.

Sama seperti Rusia dan India, Jepang juga ikut serta dalam persaingan mengeksplorasi Bulan dengan meluncurkan misi Slim, sebuah perangkat kecil yang dikembangkan oleh badan antariksa Jepang JAXA yang lepas landas pada 26 Agustus. Alih-alih mendarat di kutub selatan yang menjadi incaran banyak negara, Jepang fokus ingin mendarat jauh dari kutub, yakni di zona ekuator Bulan.
Namun menurut AS, saingan utama dalam perlombaan eksplorasi luar angkasa ini bukan Rusia atau India, melainkan China .

"Saya tidak ingin China pergi ke kutub selatan terlebih dahulu dengan membawa manusia, lalu mengklaim dengan berkata 'Ini milik kami'," kata Administrator badan antariksa nasional AS NASA, Bill Nelson.

China mencetak sejarah menjadi yang pertama mencapai sisi terjauh Bulan lewat misi Chang'e 3 di tahun 2019, lalu di tahun ini misi Chang'e-5 mengungkapkan keberadaan kandungan besi yang melimpah di Bulan dalam keadaan oksidasi +3. Program eksplorasi Bulan ini masih akan berlanjut pada fase berikutnya lewat misi Chang'e-6, Chang'e-7, dan Chang'e 8 dalam 10 tahun ke depan.

Tak ketinggalan, ada AS yang sudah sejak lama merencanakan tak hanya eksplorasi Bulan, tetapi mengulang kejayaannya lebih dari setengah abad lalu untuk bisa mengirimkan lagi astronaut ke sana. Misi Artemis 1 meluncur di tahun 2022, bertujuan menguji pesawat Orion dan sebagai persiapan misi selanjutnya. Misi Artemis 2, yang akan diawaki oleh tiga orang AS dan satu orang Kanada, akan berangkat pada akhir tahun 2024 untuk terbang melintasi Bulan.

Misi berikutnya, yang ditetapkan pada Desember 2025, akan menerbangkan wanita pertama dan astronaut kulit hitam pertama yang akan menginjakkan kaki di Bulan. AS juga bertujuan bisa mendarat di kutub selatan.

Jika Bulan dibuatkan peta negara-negara mana saja yang sudah menandai 'kavling' mereka, tampilannya akan seperti gambar di bawah ini.

Eksplorasi Bulan Foto: NASA/ESA/ROSCOSMOS/JAXA/ISRO



Untuk diketahui, Perjanjian Luar Angkasa PBB tahun 1967 melarang negara mana pun mengklaim kepemilikan Bulan. Meski demikian, tidak ada ketentuan yang bisa menghentikan operasi komersial.
Upaya yang dipimpin AS untuk menetapkan serangkaian prinsip eksplorasi Bulan dan penggunaan sumber dayanya, Perjanjian Artemis, telah ditandatangani 27 negara. Namun China dan Rusia belum menandatangani perjanjian tersebut.



Simak Video "China Kebut Fase Keempat Proyek Eksplorasi Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top