• Home
  • Berita
  • Belanda Ngide Bayi Antariksa Jadi Solusi Setelah Kiamat

Belanda Ngide Bayi Antariksa Jadi Solusi Setelah Kiamat

Redaksi
Dec 17, 2023
Belanda Ngide Bayi Antariksa Jadi Solusi Setelah Kiamat
Jakarta -

Ancaman krisis iklim, bencana nuklir, atau serangan meteor yang tak bisa diprediksi, memunculkan pemikiran skenario 'persiapan jika terjadi kiamat', salah satunya adalah melahirkan bayi di luar angkasa.

Pengusaha Belanda Egbert Edelbroek, melalui perusahaannya Spaceborn United, memelopori penelitian tentang aktivitas seksual di luar angkasa. Tujuannya memang terdengar sangat visioner, bahkan gila, yakni meregenerasi populasi manusia jika punah setelah peristiwa bencana dengan level setara kiamat.

Spaceborn United berupaya memungkinkan pembuahan dan kelahiran alami di lingkungan gravitasi parsial di Mars atau tempat lain di luar Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan untuk bisa melakukan hubungan seksual di luar angkasa dengan aman tentu sangat sulit. Edelbroek yang ambisius ini yakin ia akan bisa melihat seorang anak manusia lahir di luar Bumi suatu hari nanti.

"Penting bagi Bumi dan umat manusia untuk menjadi spesies multiplanet," kata Edelbroek dikutip dari AFP.

"Jika Anda ingin memiliki pemukiman manusia yang mandiri di luar Bumi, dan jika Anda benar-benar ingin pemukiman tersebut mandiri, Anda juga perlu mengatasi tantangan reproduksi," kata pengusaha itu.

Hubungan seksual di luar angkasa terdengar mustahil dilakukan, salah satunya karena tantangan gravitasi yang membuat pasangan justru akan saling menjauh.

Untuk memungkinkan hal itu terjadi, Spaceborn United akan mencoba membuat embrio di luar angkasa, dimulai dari percobaan terhadap tikus.

Jika percobaan terhadap tikus berhasil, secara bertahap nantinya penelitian akan dikembangkan ke sel sperma dan sel telur manusia, untuk menghasilkan embrio bayi manusia yang layak. Embrio ini kemudian dibekukan secara kriogenik, untuk menghentikan perkembangannya, juga untuk melindunginya agar bisa bertahan.

Penelitian saat ini sedang dilakukan dalam simulasi kondisi laboratorium gravitasi parsial. Edelbroek mengatakan, eksperimen dengan sel tikus direncanakan akhir tahun depan, dengan jangka waktu sekitar lima atau enam tahun hingga siap untuk peluncuran pertama menggunakan embrio manusia.

Etika Bioteknologi

Tantangan yang lebih berat terkait bioteknologi semacam ini adalah etika. Ada masalah moral dan etika sebelum embrio tersebut dapat ditanamkan kembali ke tubuh wanita Bumi untuk melahirkan anak pertama yang dikandung di luar angkasa.

Masalah etika seperti itu adalah salah satu alasan mengapa penelitian tentang reproduksi luar angkasa umumnya diserahkan kepada perusahaan swasta seperti Spaceborn.

Edelbroek mengatakan bahwa perusahaannya adalah satu-satunya perusahaan yang ingin mengembangkan embrio manusia di luar angkasa.

"Saya berharap setidaknya bisa berusia hingga 100 tahun sehingga bisa menyaksikan bayi pertama di luar angkasa," kata pria yang saat ini berusia 48 tahun itu.

"Jadi, tentu saja hal ini akan memberi kita waktu berpuluh-puluh tahun untuk mencapai hal tersebut," yakinnya.



Simak Video "Gawat! Kata NASA 2025 Ada Kiamat Internet"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/agt)
back to top