• Home
  • Berita
  • Belajar dari Mata Air Zamzam yang Tidak Pernah Kering Meski Sudah Ribuan Tahun

Belajar dari Mata Air Zamzam yang Tidak Pernah Kering Meski Sudah Ribuan Tahun

Redaksi
Jun 28, 2023
Belajar dari Mata Air Zamzam yang Tidak Pernah Kering Meski Sudah Ribuan Tahun
Jakarta -

Air zamzam di kota suci Makkah, Arab Saudi, memiliki daya pikat tersendiri yang membuat para ilmuwan dan peneliti tertarik untuk menelitinya. Sudah banyak penelitian tentang air zamzam meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, lingkungan, hingga manfaatnya bagi kesehatan tubuh.

"Salah satunya air zamzam menarik (untuk diteliti) karena debit airnya yang diklaim tidak pernah berkurang," kata peneliti hidrogeologi dari ITB Dasapta Erwin Irawan saat live streaming Eureka! Keajaiban Air Zamzam, Selasa (27/6).

Erwin menjelaskan, mata air zamzam secara geologis dikendalikan oleh batuan yang mengandung retakan atau rekahan berusia hingga 200 juta tahun lalu, dan lapisan aluvial Wadi Ibrahim yang permeabilitasnya tinggi yang berarti mudah mengalirkan atau menyerap air.

Sedangkan debit mata air atau air tanah, dijelaskan Erwin secara umum dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor, yaitu luas daerah tangkapan air, ketebalan akuifer, dan proporsi lahan terbuka.

Luas daerah tangkapan air adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi laju aliran mata air tanah. Daerah tangkapan yang lebih besar berarti lebih banyak udara yang dapat masuk ke sistem, meningkatkan potensi debit udara.

"Daerah tangkapan dapat bervariasi dalam ukuran, tergantung pada apakah mata air tanah terletak di lembah kecil atau di rangkaian gunung besar. Karenanya penting untuk mempertimbangkan ukuran daerah pengambilan air saat mengelola debit mata air, karena memiliki dampak yang signifikan pada jumlah air yang tersedia," terangnya.

Faktor penting lainnya adalah ketebalan akuifer. Akuifer adalah lapisan batuan atau sedimen di bawah tanah yang menyimpan dan mengalirkan air. Akuifer yang lebih kental memiliki potensi menyimpan lebih banyak udara, yang dapat berkontribusi pada laju aliran yang lebih tinggi.

"Di sisi lain, akuifer yang lebih tipis mungkin tidak dapat menyimpan udara sebanyak itu, yang dapat menyebabkan laju aliran yang lebih rendah. Penting untuk memahami ketebalan akuifer saat mengatur laju aliran mata air tanah, karena dapat mempengaruhi jumlah air yang tersedia untuk digunakan," sebut Erwin.

Proporsi lahan terbuka juga merupakan faktor penting yang juga harus dipertimbangkan saat mengelola laju aliran mata air tanah. Lahan terbuka merujuk pada area yang tidak tertutup oleh bangunan, jalan, atau permukaan yang tidak tembus air.

"Lahan terbuka yang luas dapat meningkatkan jumlah air yang dapat meresap ke dalam tanah dan mengisi kembali akuifer, yang dapat berkontribusi pada laju aliran yang lebih tinggi. Sebaliknya, lahan terbuka yang lebih sempit dapat membatasi jumlah udara yang dapat masuk ke dalam tanah. Penting untuk mengelola proporsi lahan terbuka saat mengelola laju aliran mata air tanah, karena dapat memiliki dampak signifikan pada jumlah air yang tersedia," urainya.

Di luar dari keajaiban dan keberkahannya, dari sisi ilmu pengetahuan manusia bisa belajar dari bagaimana mata air zamzam dikelola dengan tepat dan cermat sehingga bisa terus ada hingga ribuan tahun. Hal yang sama bisa diterapkan pada sumber mata air lain dengan memahami faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas.

"Dengan mengelola faktor-faktor ini, mungkin untuk mengontrol laju aliran mata air tanah, memastikan sumber air tawar yang berkelanjutan dan dapat diandalkan bagi komunitas lokal. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk pengelolaan dan konservasi sumber daya yang berharga ini," kata Erwin.



Simak Video "Keajaiban Air Zamzam"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/asj)
back to top