• Home
  • Berita
  • Banyak Tantangan Bawa 4G di Daerah 3T

Banyak Tantangan Bawa 4G di Daerah 3T

Redaksi
Oct 03, 2022
Banyak Tantangan Bawa 4G di Daerah 3T

Pemerintah terus berupaya memeratakan sinyal 4G ke seluruh nusantara. Sehingga akses internet cepat tidak hanya dinikmati oleh orang-orang di kota besar, namun sampai di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, mengatakan saat ini masyarakat menggunakan kebutuhan telekomunikasi untuk menyalurkan data. Data yang dikirim tidak lagi hanya voice dan SMS, termasuk video.

"Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah infrastruktur yang berkecepatan tinggi atau broadband. Teknologi 3G tidak mampu untuk men-deliver broadband," ujar Ismail saat berbincang di sela-sela sidang ITU Plenipotentiary Conference (PP) ke-21 di Palace of Parliament, Bucharest, Rumania.

"Karena itu kami menginginkan semua masyarakat kita bisa melakukan komunikasi jarak jauh dengan kualitas terbaik itu minimal 4G," lanjutnya.

Operator seluler dan pemerintah saling membahu meningkatkan penetrasi 4G. Saat ini para operator seluler di Tanah Air tengah mematikan 3G untuk diganti ke 4G sembari memperluas jaringan ke banyak daerah.

Sementara pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur 4G di daerah 3T. Upaya percepatan tengah dilakukan dengan menambah investasi melalui Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan menyiapkan APBN yang cukup besar.

"Karena kami tidak ingin masyarakat kita, walaupun itu di pelosok, tertinggal dari sisi koneksi. Jika kita mendorong hadir minimal 4G di sana (3T)," tegas Ismail.

"Itulah peran pemerintah yaitu dengan berinvestasi, bukan berarti nanti pemerintah akan beralih fungsi menjadi operator. Namun melakukan investasi lebih cepat sehingga operator bisa lebih cepat hadir di daerah-daerah 3T," sambungnya.

Ismail menambahkan Kominfo ingin infrastruktur 4G cepat terbangun di daerah 3T. Namun banyak sekali tantangan yang harus dihadapi saat proses pembangunan berlangsung.

"Kami berusaha secepat-cepatnya namun memang membangun di daerah 3T sangat challenging. Tidak mudah karena hambatannya cukup berat terutama transportasi dan listrik, ini dua hal yang yang sangat menantang untuk diselesaikan," pungkasnya.

back to top