• Home
  • Berita
  • Balapan Drone Manusia vs AI, Siapa Menang?

Balapan Drone Manusia vs AI, Siapa Menang?

Redaksi
Sep 03, 2023
Balapan Drone Manusia vs AI, Siapa Menang?
Jakarta -

Dalam berbagai pengujian tertentu, AI terbukti sudah bisa mengalahkan manusia. Misalnya dalam di permainan catur, StarCraft II, dan masih banyak lagi.

Kini, sistem AI buatan University of Zurich (UZH) yang bernama Swift diadu dengan manusia dalam balapan drone. Hasilnya? Ya, drone yang dipiloti manusia sukses "diasapi" oleh drone yang dipiloti oleh AI.

Swift adalah sistem yang dikembangkan oleh sejumlah peneliti dari UZH dan bekerja sama dengan Intel. Tujuan pembuatan Swift adalah membuat sistem otonom yang bisa mengalahkan manusia dalam balapan drone first person view (FPV).

Sebagai informasi, dalam balapan drone FPV ini quadcopter yang dipakai bisa terbang dengan kecepatan jauh melewati 100 km/jam, dan pilotnya menggunakan headset yang terhubung dengan kamera yang ada di drone. Mereka harus melewati trek yang disusun sedemikian rupa dan melewati check point tertentu.

Swift sukses beberapa kali mengalahkan tiga pebalap drone yang pernah memenangkan juara dunia. Yaitu Alex Vanover, pemenang Drone Racing League 2019, Thomas Bitmatta, pemenang MultiGP Drone Racing 2019, dan Marvin Schaepper.

Namun perlu diingat, Swift tak mendadak bisa jago balapan drone, karena proses "pelatihannya" membutuhkan waktu bertahun-tahun oleh peneliti dari UZH. Pada 2021, tim peneliti itu mulai menjajal algoritma pengontrol penerbangan yang menggunakan data dari sejumlah kamera eksternal untuk mengetahui lokasinya di dunia nyata.

Saat itu algoritmanya diuji melawan pilot amatir, yang semuanya kalah telak di setiap putaran. Drone otonom ini bisa mengungguli manusia karena bisa dengan mudah menghitung trayektori rute optimal dan disesuaikan dengan kecepatannya.

Drone AI Foto: Dok. University of Zurich

Nah, dalam pengujian terbaru ini, drone-nya tak lagi menggunakan kamera eksternal untuk mendeteksi posisinya. Drone ini hanya menggunakan kamera yang ada di bodi drone, sama seperti yang dipakai di drone dengan pilot manusia.

Swift bisa bereaksi secara instan dari data yang dikumpulkan dari kamera tersebut. Seperti menghitung akselerasi dan kecepatan sembari menghitung lokasi drone menggunakan neural network, juga menentukan posisi check point yang menyerupai gerbang.

Semua data itu dimasukkan ke dalam unit pengontrol, yang juga menggunakan deep neural network, untuk menentukan langkah terbaik untuk menyelesaikan balapan itu secepat mungkin.

"Olahraga fisik jadi lebih menantang untuk AI karena sulit diprediksi dibanding video game ataupun board games. Kami tak punya pengetahuan sempurna soal drone ataupun model lingkungannya, jadi AI perlu mempelajari sendiri dengan berinteraksi dengan dunia fisik," kata Davide Scaramuzza, head of Robotics and Perception Group di UZH.

Hasil balapannya? Swift mencatatkan lap tercepat secara keseluruhan, lebih cepat setengah detik dari para pebalap profesional tersebut. Namun hingga saat ini, pilot manusia masih lebih baik dalam beradaptasi dengan kondisi balapan yang terus berubah.

Ke depannya, algoritma Swift ini bakal dikembangkan untuk keperluan lain, seperti operasi search and rescue (SAR), pemantauan hutan, eksplorasi luar angkasa, dan produksi film, demikian dikutip detikINET dari Engadget, Minggu (3/9/2023).



Simak Video "Apakah benar AI Bisa Menggantikan Berbagai Profesi Manusia?"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)
back to top