AS Musnahkan Simpanan Senjata Kimia Pakai Robot

US Army memastikan semua simpanan senjata kimianya yang tersisa akan dimusnahkan pada 7 Juli 2023 waktu setempat menggunakan robot.
Dengan begitu, tak ada lagi negara di dunia -- setidaknya secara resmi -- yang masih menyimpan senjata kimia. Sebenarnya dalam konvensi senjata kimia yang dilakukan pada 1997 dinyatakan bahwa AS dan banyak negara lain akan memusnahkan semua simpanan senjata kimianya dalam waktu 10 tahun.
Namun karena AS menyimpan senjata kimia dalam jumlah yang sangat banyak, dan prosedur pemusnahan yang sangat komplek, mereka baru bisa menyelesaikan pemusnahan tersebut pada tahun ini.
Pemusnahan tersebut dilakukan di ruangan tertutup, tiga lapis pagar berduri, dan tentu dijaga pasukan bersenjata, yang berlokasi di Pueblo Chemical Depot, Colorado AS, sebuah fasilitas milik US Army.
Sementara "tim pemusnahnya" adalah sejumlah robotic arm, atau lengan robot, yang akan melubangi, mengosongkan, dan mencuci selongsong artileri dan roket, dan kemudian dipanggang hingga mencapai suhu 815 derajat celcius.
Gas yang dihasilkan kemudian dilarutkan ke air panas dan dinetralkan menggunakan bakteri (untuk gas mustard) ataupun caustic soda (untuk nerve agent), dan kemudian dibakar kembali.
Sebelu proses tersebut dilakukan, tim pemusnah akan memindai menggunakan x-ray untuk mencari kebocoran. Mereka pun memantau pergerakan robot dari jarak jauh untuk meminimalkan kontak dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Proses pemusnahan ini sebelumnya diusukan dengan menenggelamkannya di kapal, seperti yang sebelumnya sudah dilakukan secara diam-diam. Namun rencana ini diprotes publik karena berpotensi merusak lingkungan.
Ada juga rencana untuk memusnahkannya dengan dibakar pada tahun 1980an, yang juga ditolak publik. Padahal, sebelumnya militer AS tersebut pun menghancurkan banyak senjata kimianya menggunakan metode tersebut.
Berdasarkan data Arms Control Association (ACA), AS dan Rusia adalah dua negara dengan senjata kimia terbanyak. Rusia pernah menyebut punya senjata kimia seberat 40 ribu metrik ton, dan diklaim sudah dimusnahkan pada 2017.
Sementara AS menyebut punya senjata kimia seberat 27 ribu metrik ton, yang sebagian besar sudah dimusnahkan. Pada tahun 2020, masih ada 1.731 metrik ton yang tersisa.
AS terakhir menggunakan senjata kimia pada Perang Dunia 1, namun mereka tetap memproduksi senjata tersebut sampai beberapa dekade setelahnya untuk berjaga-jaga. Namun program tersebut mulai menarik perhatian publik pada 1968, setelah terjadinya kematian misterius hewan ternak di sejumlah daerah.
Akibat kematian misterius tersebut terungkap kalau US Army menyimpan senjata kimia di wilayah AS, bahkan menguji senjatanya di tempat terbuka, demikian dikutip detikINET dari Engadget, Minggu (9/7/2023).
Simak Video "Kualitas Udara Chicago Terburuk di Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)