Apes, Karyawan Bergaji Tinggi di Amerika Banyak Kena PHK

Belakangan ini, PHK melanda sejumlah perusahaan teknologi besar. Sebut saja Twitter merumahkan ribuan karyawannya, Meta PHK sekitar 11 ribu pegawai dan Amazon baru saja memangkas 18 ribu tenaga kerjanya.
Masih banyak lagi perusahaan teknologi yang melakukan perampingan dalam skala besar maupun kecil. Alasannya terutama menghadapi memburuknya ekonomi. Nah yang kena PHK itu mayoritas adalah karyawan bergaji tinggi.
Dijuluki resesi kerah putih, ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda bahwa 2023 bisa jadi tahun sulit bagi orang berpenghasilan tinggi dengan pekerjaan kantoran yang nyaman.
Upah untuk orang-orang berpenghasilan terendah naik lebih cepat daripada mereka yang berpenghasilan tinggi, dan pekerja kerah putih menghadapi PHK besar. Industri teknologi total memangkas lebih dari 150.000 pekerja tahun lalu.
Seperti dikutip detikINET dari Daily Mail, gaji rata-rata di Meta, Amazon dan Twitter adalah USD 232.626 per tahun, jauh di atas pendapatan per kapita di Negeri Paman Sam. Nah, mereka-mereka ini yang berada dalam ancaman besar.
Sementara itu, justru pekerja kerah biru sekarang banyak diminati, dan upah mereka naik lebih cepat daripada pekerja berpenghasilan tinggi. Di AS ulan November, upah untuk pekerja terbawah naik 7,4% dari tahun lalu, melebihi inflasi, sementara upah teratas naik hanya 4,8%.
Menurut analisis yang dirilis Layoffs.fyi, bisnis teknologi sekarang termasuk di antara sektor dengan jumlah PHK terbesar, bahkan meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir.
Seperti dikutip detikINET dari Daily Mail, PHK terburuk dilakukan oleh induk Facebook Meta dan Amazon, di mana keduanya menderita memburuknya performa keuangan perusahaan pada tahun 2022.