• Home
  • Berita
  • Ancaman AI Nyata, Robot Akan Gantikan Pekerjaan Manusia

Ancaman AI Nyata, Robot Akan Gantikan Pekerjaan Manusia

Redaksi
May 30, 2023
Ancaman AI Nyata, Robot Akan Gantikan Pekerjaan Manusia
Jakarta -

Berdasarkan laporan World Economic Forum, robot, otomatisasi dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan bisa menggantikan pekerjaan manusia. Jumlahnya tak main-main, 85 juta pekerjaan akan digantikan AI pada 2025. AI memang ancaman nyata!

"Kalau kita bicara ancaman, jelas (AI) bisa menjadi ancaman (bagi manusia) karena pengembangan AI yang specialized mengerjakan tugas tertentu, di beberapa aspek itu, kalau dievaluasi, sistemnya sudah menyamai atau bahkan lebih baik dari manusia," kata Peneliti di Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Cyber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hilman Pardede saat live streaming Eureka! Edisi 'Bersekutu dengan AI', Senin (29/5/2023) malam.

Para pengusaha, sebut Hilman, akan melihat ini sebagai peluang. Jika mesin bisa melakukan sebuah tugas yang diperlukan lebih baik dari manusia, mengapa tidak menggunakannya? Keputusan ini tentunya dengan mempertimbangkan biaya operasional yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang bisa didapat.

"Jika penerapan AI secara cost dan benefit lebih menguntungkan, akan sulit untuk membatasi atau mencegah seorang pengusaha untuk memutuskan beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia menjadi digantikan oleh AI," ujarnya.

Sejumlah perusahaan, lanjut Hilman, sudah memperlihatkan hal itu, dan tanpa disadari sebenarnya AI sudah hadir di keseharian kita. Misalnya beberapa perusahaan sudah mulai menggantikan customer service dengan AI dalam bentuk chatbot yang sudah dilatih menjawab dan mengobrol semirip mungkin seperti manusia.

"Ancaman itu jelas ada. Kita melihat bahwa deep learning yang digunakan dalam AI ini arsitekturnya akan semakin bagus kalau datanya semakin banyak. Dan kita berada di era big data. Kita adalah pengumpul data. Setiap hari kita posting di Instagram, Facebook, YouTube. Perusahaan-perusahaan itu punya data besar dan diterapkan untuk melatih sistem mereka. Makin lama AI makin pintar, makin bagus kemampuannya," Hilman memberikan gambaran.

Namun di sisi lain, menurut Hilman, kehadiran AI sebenarnya tak melulu tentang ancamannya menggantikan manusia. Otomatisasi, robot, dan AI memang suka atau tidak suka akan mengubah pola tenaga kerja, sama seperti perkembangan teknologi era sebelumnya.

"Kalau kita lihat sejarahnya, hampir semua sejarah perkembangan teknologi itu selalu mengubah pola tenaga kerja. Dulu waktu listrik ditemukan, listrik mengubah industri 2.0. Telekomunikasi, dengan adanya telepon juga mengubah pola tenaga kerja," jelas Hilman.

Ia memberikan contoh teknologi switching yang merupakan bagian kecil dalam teknologi telekomunikasi, namun menciptakan perubahan signifikan termasuk berdampak pada hilangnya sebuah pekerjaan yang dilakukan manusia.

"Dulu kalau mau telepon itu ada pekerja yang bertugas memindahkan line telepon dari si user ke target atau tujuan menelepon. Itu dilakukan manual, sehingga perusahaan telekomunikasi menyewa banyak orang itu untuk tugas itu. Setelah ada teknologi switching, tugas itu bisa diotomatisasi. Semua pegawai switching tidak lagi diperlukan sehingga menyebabkan banyak PHK di perusahaan telekomunikasi," urainya.

Dari contoh tersebut, dampak bawaannya adalah teknologi automatic switching membuat biaya telekomunikasi menjadi lebih murah, sehingga hampir semua bisnis pada masa itu bisa memiliki telepon. Karena sudah memiliki telepon, mulai bermunculan jasa antar barang yang memungkinkan orang menelepon untuk melakukan pengantaran barang.

"Jadi ada peluang bisnis baru. Saya rasa AI akan begitu juga. Jadi tentu ada peluang AI ini menggantikan manusia, tapi saya juga percaya nanti akan muncul peluang baru yang kita mungkin belum kepikiran sekarang, akan mengubah pola tenaga kerja, sehingga terbuka bisnis atau pekerjaan baru," tutupnya.



Simak Video "Bersekutu dengan AI"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top