Aksara Nusantara Bisa Jadi Alternatif Bahasa Pemrograman Tangkis Serangan Siber

Serangan siber yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu menyita perhatian publik. Gagasan untuk mengembangkan bahasan pemrograman di bidang keamanan siber dengan menggunakan karakter non latin menyeruak ke permukaan.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan lebih dari 700 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada 2022. Serangan tersebut didominasi berupa ransomware atau malware dengan modus meminta tebusan kepada korban.
Wakil Ketua Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi, dan Teknik Pandi merespon positif upaya penggunaan bahasa pemrograman dengan menggunakan aksara Nusantara. Mengingat Indonesia banyak karakter non latin, seperti aksara Jawa, Sunda, Bali, Lontaraq, dan Pegon.
Menurutnya, dalam teknologi keamanan siber, bahasa pemrograman memegang peranan penting. Kemampuan menguasai menjadi syarat mutlak agar keamanan siber dapat dikelola secara optimal. Sementara itu, bahasa pemrogaman yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi keamanan siber, antara lain, Python, Shell Scriting, Java, C++, PHP, Javascript. Sintaks semua bahasa pemrograman tersebut menggunakan karakter Latin.
"Umumnya pelaku kejahatan siber menggunakan karakter latin untuk meretasnya, tapi coba bayangkan jika bahasa pemrograman kita menggunakan aksara nusantara, siapa yang bisa meretasnya? Kecuali dia (pelaku kejahatan siber) pelajari dulu aksara nya," ungkap Isnawan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Sabtu (23/10/2022).
Senada dengan Pandi, Bisyron Wahyudi perwakilan dari Cyber Security Independent Resilience Teams (CSIRT) mengatakan bahwa upaya menguasai teknologi keamanan siber harus dilakukan terus menerus oleh bangsa Indonesia. Menurutnya aksara sangat relevan digunakan menjadi bahasa pemrograman salah satunya ialah aksara pegon.
Pemanfaatan aksara nusantara dalam pengembangan aplikasi maupun konfigurasi sistem vital dirasa sangat tepat untuk meningkatkan keamanan siber Nasional di era digital saat ini, dengan ancaman keamanan siber yang terus meningkat.
"Penggunaan keamanan digital sangat penting ditujukan untuk pengamanan sumber daya digital, melindungi informasi dari tindakan cyber attack yang ingin mengganggu secara logic atau fisik sebuah sistem untuk merusak kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) informasi," tuturnya.
"Saat ini aksara Pegon masih digunakan di lingkungan pesantren di Indonesia. Tentu ini merupakan hal positif dimana jumlah pengguna aktif yang cukup besar dan terus dikembangkan mengikut kemajuan teknologi informasi dan dikembangkan menjadi sebuah bahasa pemrograman," terang Bisyron.
Transformasi aksara Pegon melalui proses digitalisasi diharapkan dapat memberikan dampak positif dan manfaat yang luas dalam perkembangan intelektual Islam dan kebudayaan di Nusantara. Pemanfaatan website beraksara Pegon juga dapat menjadi salah satu sarana penting untuk merekam jejak digital keilmuan ulama Nusantara dan pendidikan pesantren, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
"Agar dapat digunakan secara luas digunakan dalam berbagai perangkat maupun sarana digital, maka aksara Pegon perlu memenuhi standar teknologi yang berlaku secara nasional maupun internasional. Saya rasa ini momen yang sangat tepat karena saat ini kita akan menyongsong Kongres Aksara Pegon yang akan menetapkan fon dan papan ketik (keyboard) untuk diajukan agar bisa memperoleh Standar Nasional Indonesia," pungkas Bisyron.
Saat ini, aksara pegon belum sepenuhnya memadai untuk keperluan digitalisasi. Hal itu disebabkan antara lain karena karakter aksara pegon belum seluruhnya terdaftar di Unicode dan ISO/IEC 10646:2104 Universal Character Set (UCS).Tata letak standar aksara Pegon untuk mengetik di perangkat komputer maupun ponsel belum tersedia dan belum ada standar transliterasi aksara pegon ke dalam aksara Latin.
Berdasarkan hal di atas, maka akan diselenggarakan kegiatan Kongres Aksara Pegon yang akan digelar dari tanggal 21 hingga 23 Oktober 2022. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan didapatkan masukan-masukan dan rekomendasi berharga dari para pakar dan masyarakat pengguna aksara pegon untuk mendukung pengembangan aksara pegon pada era digital.