• Home
  • Berita
  • 6 Kasus Penyalahgunaan ChatGPT yang Mengerikan

6 Kasus Penyalahgunaan ChatGPT yang Mengerikan

Redaksi
Feb 16, 2023
6 Kasus Penyalahgunaan ChatGPT yang Mengerikan

ChatGPT, program kecerdasan buatan dari OpenAI, semakin populer. Beberapa hal bisa dilakukannya, termasuk yang bikin ngeri. Apa saja?

ChatGPT rupanya disalahgunakan untuk kejahatan. Simak berikut ini seperti dikutip detikINET dari Mashable, Kamis (16/2/2023):

ChatGPT bisa menciptakan malware dan itu dipandang mengerikan. Itu karena program ini bisa melakukannnya secara terus menerus. Jadi, para periset malware bisa menggunakan aplikasi ini untuk membuat kode malware, dan kemudian memakainya lagi untuk membuat variasi kode tersebut sehingga sukar dihentikan atau dideteksi.

"Dengan kata lain, kita bisa melakukan mutasi output malware, sehingga membuatnya unik setiap waktu," kata periset pada Infosecurity Magazine.

Sudah ada kasus mahasiswa menyalahgunakan ChatGPT untuk berbuat curang. Hal tersebut antara lain dikisahkan oleh Antony Aumann, profesor filsafat di Northern Michigan University.

Ia memergoki mahasiswa yang menggunakan teknologi itu karena curiga naskah ilmiah yang mereka buat terlalu koheren dan strukturnya terlampau bagus. Jadi tidak seperti tulisan asli mahasiswa.

"Aku meminta mereka untuk menulis ulang paper masing-masing. Itu yang kulakukan jika ada kasus plagiarisme," katanya.

Sudah ada orang yang memanfaatkan ChatGPT untuk mengobrol online di situs kencan semacam Tinder. Jadi bukan mereka yang menulis, melainkan ChatGPT. Cukup menyebalkan juga jika ternyata yang membalas pesan adalah aplikasi, bukan orang yang diincar.

Cuma, ada kondisi yang lebih berbahaya. Bayangkan jika itu adalah pelaku kejahatan yang memakai ChatGPT untuk mengincar korban dari aplikasi kencan.

ChatGPT mampu menulis kalimat dengan rapi dan koheren. Hal ini dinilai akan mengancam pekerjaan tertentu, misalnya penulis konten. Bahkan, sudah ada yang mengalaminya sendiri.

"Seorang klien memberitahu bahwa dia tidakakan membayarku lagi untuk menulis konten di situsnya karena AI bisa melakukannya dengan gratis. Tapi dia mau membayarku dengan jumlah jauh lebih kecil untuk mengeditnya sehingga bisa lolos deteksi Google untuk AI," tulis seorang karyawan di Twitter.

Sejauh ini memang belum ada buktinya, tapi ChatGPT dan AI sejenisnya dinilai potensial untuk menulis pesan sampah alias pesan. Pesan semacam itu biasanya mudah dideteksi karena bahasanya kacau, tapi ChatGPT bisa menjadi solusinya. Bahkan dalam percobaan Mashable, ChatGPT bisa memperbaiki ejaan spam yang sesungguhnya sehingga lebih nyaman dibaca.

Melamar pekerjaan bukan hal yang mudah, seringkali banyak yang gagal hanya karena tulisan atau kalimat di surat lamaran tidak meyakinkan. Nah menurut sebuah riset, surat lamaran yang ditulis ChatGPT lebih baik dari 80% surat lamaran yang ditulis manusia. Maka bukan tak mungkin HRD akan tertipu oleh ChatGPT.

back to top