• Home
  • Berita
  • 3 Langkah Strategis Meminimalisir Dampak Game Kekerasan Tanpa Pemblokiran

3 Langkah Strategis Meminimalisir Dampak Game Kekerasan Tanpa Pemblokiran

Redaksi
May 08, 2024
3 Langkah Strategis Meminimalisir Dampak Game Kekerasan Tanpa Pemblokiran
Jakarta -

Di tengah rencana pemblokiran game dengan tema kekerasan oleh pemerintah Indonesia, mungkin baik jika kita mengajukan sebuah pertanyaan krusial: Apakah langkah pemblokiran ini benar-benar solusi yang tepat untuk melindungi anak-anak kita dari dampak negatif game (dengan tema kekerasan)?

Dampak Game Dengan Tema Kekerasan: Mempertimbangkan Bukti

Efek dari game dengan tema kekerasan pada perilaku anak memang menjadi topik perdebatan. Beberapa studi menunjukkan hubungan antara konten kekerasan dan peningkatan perilaku agresif pada remaja. Misalnya, studi tahun 2014 yang diulas di Journal of the American Medical Association menemukan hubungan kausal antara kebiasaan bermain game kekerasan dengan peningkatan perilaku agresif jangka panjang [1]. Studi lain di tahun 2015 juga menemukan bahwa penggunaan kontroler realistis dalam game kekerasan dapat berdampak signifikan terhadap perilaku agresif [2].

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa studi lain menunjukkan tidak adanya hubungan yang pasti. Asosiasi Psikologis Amerika (American Psychological Association) juga menyatakan bahwa hubungan antara kekerasan dalam video game dan kekerasan di dunia nyata belum bersifat konklusif. Penelitian ini menemukan bahwa bermain ada keterkaitan antara bermain video game kekerasan dengan agresivitas, namun tidak ada ada bukti cukup bahwa hal tersebut mendorong kekerasan di dunia nyata [3].

Selain itu, penelitian lain justru menunjukkan efek positif dari permainan video game. Riset yang dipublikasikan di jurnal Computers in Human Behavior menemukan bahwa anak muda yang terpapar kekerasan dalam game justru menunjukkan peningkatan perilaku yang lebih peduli terhadap berbagai tema sosial dan kemasyarakatan [4][5].

ADVERTISEMENT

Mencari Solusi yang Lebih Baik

Alih-alih melarang atau memblokir, mungkin akan lebih efektif jika kita ubah pendekatan dengan fokus pada tiga langkah strategis berikut:

1. Membangun Literasi Digital dan Media: Membekali Orang Tua dan Anak dengan Pengetahuan dan kemampuan memilah dan memilih game.

Memblokir game bagaikan menutup pintu, namun daya tarik game akan mendorong anak-anak kita mencari kunci cadangan, mengakali pintu, bahkan membuat pintu baru. Jauh lebih efektif jika kita membekali guru, orang tua, dan anak dengan literasi digital serta kemampuan untuk memilah dan memilih game yang layak untuk dikonsumsi.

Dengan pendekatan yang tepat, hal ini akan mendorong hadir-nya duta digital literasi dari berbagai kalangan. Yang kemudian bisa berperan aktif membantu kita menyebarluaskan pengetahuan dan kemampuan memilah dan memilih game dan konten digital yang baik.

2. Menghadirkan Banyak Opsi : Mendorong Kompetisi Game Edukasi

Momentum ini mungkin saat yang tepat untuk pemerintah, lembaga pendidikan, media, juga komunitas bisa mulai mempromosikan berbagai game dengan konten dan nilai-nilai baik yang kita yakini. Salah satu caranya adalah dengan mendorong berbagai kompetisi game dengan memanfaatkan game-game dengan konten-konten edukasi, budaya, serta nilai-nilai baik yang ingin kita sebar luaskan.

Pemerintah bisa mendorong sekolah, kampus, ruang publik untuk menjadi panggung hadirnya kompetisi ini secara berjerjenjang. Sehingga masyarakat bisa lebih paham ada banyak variasi game yang bisa dimanfaatkan. Bukan sekedar memanfaatkan game yang sedang populer semata.

3. Membangun Sinergi Pemerintah, Industri Game, dan Masyarakat: Mendorong Pengembangan Game Dengan Konten Edukasi dan Budaya.

Selain itu kompetisi mendesain dan mengembangkan game lokal secara berkelanjutan juga akan sangat potensial. Dengan adanya kompetisi ini akan mendorong anak-anak untuk belajar mendesain dan mengembangkan game mereka sendiri - dengan mengeksplorasi berbagai konten edukasi, budaya, dan nilai baik yang kita yakini. Ini akan menumbuhkan bakat dan mendorong anak-anak kita menjadi kreator, bukan hanya konsumen

Pemerintah juga perlu bersinergi dengan industri game dan komunitas masyarakat untuk membangun ekosistem game yang sehat. Bukan hanya berfokus pada nilai komersial, namun juga pada dampak potensial. Ciptakan regulasi yang mendorong pengembangan market game edukasi serta berbagai game yang mampu mendorong perubahan baik di masyarakat.

Pemblokiran game mungkin terlihat mudah, namun efeknya hanya sementara. Mari kita pilih jalan yang lebih cerdas: membangun literasi, menghadirkan banyak opsi, dan membangun sinergi. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat melindungi anak-anak kita dari dampak negatif dari game dengan tema kekerasan sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk menjadi kreator dan inovator, menghadirkan game-game yang berdampak dan mendorong banyak perubahan baik di Indonesia.

Penulis: Eko Nugroho, CEO Kummara dan Penasihat Yayasan Ludere Nusantara Gemilang (Ludenara.org). Game-Based Learning and Gamification Consultant.

Referensi terkait pro dan kontra dampak negatif game dengan tema kekerasan:

[1] Douglas A. Gentile et al., "Mediators and Moderators of Long-term Effects of Violent Video Games on Aggressive Behavior," JAMA Pediatrics, Mar. 2014
[2] Rory McGloin, Kirstie M. Farrar, and Joshua Fishlock, "Triple Whammy! Violent Games and Violent Controllers: Investigating the Use of Realistic Gun Controllers on Perceptions of Realism, Immersion, and Outcome Aggression," Journal of Communication, Apr. 2015
[3] American Psychological Association, "Resolution on Violent Video Games," apa.org, Aug. 2015
[4] in a Large Sample of Youth," Computers in Human Behavior, Mar. 2011.
[5] Matthew Grizzard et al., "Being Bad in a Video Game Can Make Us More Morally Sensitive," Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, July 2014



Simak Video "Pemerintah soal Blokir Game Kekerasan, Menkominfo Bilang Begini..."
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)
back to top