Air di Bumi Asalnya dari Mana Ya?

Redaksi
Jun 01, 2023
Air di Bumi Asalnya dari Mana Ya?
Jakarta -

Sekitar 71% permukaan Bumi berupa air. Jadi tak heran Bumi kita dikenal dengan sebutan 'Planet Biru'. Kita juga melihat air di seluruh Tata Surya, di bawah kerak es bulan seperti Enceladus dan Europa, atau pada geologi Mars yang memberi petunjuk bahwa Planet Merah ini pernah menjadi tempat basah dan mungkin lebih ramah kehidupan daripada saat ini.

Manusia pun sebagian besar terdiri dari air. Kita membutuhkan asupan air secara teratur agar tubuh dapat menjalankan fungsinya untuk membuat kita tetap hidup. Kita mungkin awalnya berasal dari air, sebelum berevolusi menjadi mamalia darat yang mendominasi Bumi.

Tanpa air, kita tidak bisa hidup. Pernahkah terpikir dari mana air di Bumi berasal? Bagaimana asal muasal air di alam semesta, di dalam Tata Surya kita, dan bagaimana air menemukan jalannya menuju planet kita?

Ini adalah pertanyaan yang rumit untuk dijawab. Tetapi seperti dikutip dari BBC Sky Night Magazine, ilmu tentang planet telah memberikan jawaban tentang dari mana sebenarnya air berasal.

Bagaimana air terbentuk

Molekul air terbentuk di ruang antarbintang melalui reaksi kimia antara molekul hidrogen dan molekul pembawa oksigen seperti karbon monoksida. Tata Surya mewarisi airnya dari butiran antarbintang berlapis es di awan debu tempat Matahari dan planet-planet terbentuk 4,6 miliar tahun lalu.

Di Tata Surya, air ini terkunci dalam dua bentuk utama. Jauh dari Matahari yang suhunya rendah, air membentuk benda es seperti komet. Sedangkan yang lebih dekat ke Matahari, air bereaksi dengan material berbatu membentuk mineral terhidrasi.

Diperkirakan bahwa kemungkinan besar planet Bumi mewarisi airnya adalah dari asteroid dan komet yang menabraknya. Sebagian besar air ini awalnya ditambahkan ke mantel Bumi yang sedang tumbuh saat ia terbentuk dan dilepaskan dari interior oleh aktivitas vulkanik berikutnya.

Misi Hayabusa

Pada 2019, misi Hayabusa memperkuat teori yang menyebutkan air di Bumi berasal dari asteroid. Misi yang dilakukan oleh badan antariksa Jepang JAXA ini mengungkap bahwa asteroid berperan besar dalam studi yang laporannya sudah diterbitkan di Science Advances tersebut.

Wahana antariksa Hayabusa berhasil membawa butiran-butiran dari permukaan asteroid bernama 25143 Itokawa pada 2010 lalu. Dari situ, para peneliti berhasil menganalisis ada air yang terkandung di dalam dua dari butiran-butiran tersebut dengan menembakkan ion pada sampel yang dibawa Hayabusa untuk mengetahui komposisi dari permukaan asteroid tersebut.

Butiran tersebut lebih kecil dari 40 mikron, atau kurang dari 0,04 milimeter. Selain itu, tiap butiran terbuat dari beberapa mineral berbeda. Maka dari itu, ion yang ditembakkan oleh peneliti harus fokus pada mineral-mineral tertentu. Dalam studi ini, mereka fokus dalam menganalisis besi dan piroksen.

Struktur dari kristal piroksen tidak memiliki ruang yang memungkinkan air untuk masuk, atau dengan kata lain kebalikan dari tanah liat. Sifat dari piroksin dimanfaatkan para peneliti menggunakan teknik yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan mengukur kuantitas air dengan jumlah yang sangat kecil.

Hasilnya, butiran tersebut mengandung hingga 1.000 ppm (parts per million) air, atau dengan konsentrasi hanya 0,001. Dari situ, para peneliti mampu memperkirakan air yang terkandung di asteroid 25143 Itokawa secara keseluruhan, dengan jumlah di antara 160 hingga 510 ppm.

Lebih lanjut, studi ini juga menunjukkan bahwa komposisi isotop dari hidrogen di dalam air di 25143 Itokawa sangat dekat dengan Bumi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumber air di Bumi sama dengan butiran yang dibawa oleh Hayabusa.



Simak Video "Aksi Nekat Wanita India Turun ke Dasar Sumur Demi Air"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top